3 Karya Desain Menggunakan Teori Mimesis dan Significant Form
Nama : Fiqri Hayqal Maulana
NPM : 202246500825
Kelas : R3K - DKV
Mata Kuliah : Filsafat Seni
3 Karya Desain Menggunakan Teori Mimesis dan Significant Form
Creator by Raden Saleh
"Penangkapan Pangeran Diponegoro" adalah sebuah lukisan 1857 karya Raden Saleh, yang menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830.
Teori Mimesis : Karya ini menceritakan Penangkapan Pangeran Diponegoro baru pulang ke Indonesia pada 1978. Kepulangan lukisan tersebut merupakan perwujudan janji kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969, tentang kategori pengembalian kebudayaan milik Indonesia yang diambil, dipinjam, dan dipindah tangan ke Belanda pada masa Lampau.
Teori Significant Form : Karya ini memliki pesan emosi yang mendalam karena Raden Saleh berusaha mengungkapkan sebuah peristiwa sejarah sekaligus kecamannya terhadap pihak Belanda. Lukisan ini menggambarkan peristiwa pengkhianatan Belanda kepada Pangeran Diponegoro yang mengakhiri Perang Jawa (1825-1830) pada tahun 1830.
Creator by Vincent van Gogh
"Malam Berbintang" adalah sebuah lukisan minyak di kanvas karya pelukis pasca Impresionis Belanda Vincent van Gogh. Dilukis pada Juni 1889, lukisan tersebut menggambarkan pemandangan dari jendela yang menghadap ke arah timur dari kamar rumah sakit jiwanya di Saint-Remy-de-Provence, tepat sebelum matahari terbit, dengan tambahan sebuah desa yang diidealkan.
Teori Mimesis : Karya ini menggambarkan menggambarkan pemandangan sebuah desa pada malam hari dengan langit yang dihiasi cahaya bintang dan bulan yang indah.
Teori Significant Form : Seniman tersebut membuat karya ini dengan bertujuan mengingat sebuah kejadian saat ia 12 bulan di rumah sakit jiwa Tepatnya beberapa bulan setelah menderita gangguan di mana ia memotong sebagian dari telinganya sendiri dengan silet. Di rumah sakit jiwa, Van Gogh mengamati langit malam dari jendela kamarnya yang berjeruji dan menulis surat pada Theo (saudaranya) yang menggambarkan pemandangan indah bintang pada suatu pagi di musim panas tahun 1889.Melalui lukisan ini, Van Gogh mengatakan bahwa malam lebih berwarna daripada siang dan bahwa bintang-bintang lebih dari sekadar titik-titik putih di atas hitam, bukannya tampak kuning, merah muda atau hijau.
Creator by Eugene Delacroix
"The Death of Sardanapaulus" adalah lukisan cat minyak di atas kanvas karya Eugène Delacroix, tertanggal 1827. Saat ini lukisan itu digantung di Musée du Louvre, Paris. Replika yang lebih kecil, dilukis oleh Delacroix pada tahun 1844, sekarang disimpan di Museum Seni Philadelphia.
Teori Mimesis : Fokus karya ini menceritakan tentang kematian Sardanapaulus yang kematiannya sendiri di atas kasurnya yang di lapisi kain merah yang pekat. Di atasnya terbaring seorang pria dengan mata tidak tertarik mengawasi adegan kekacauan. Dia mengenakan kain putih mengalir dan emas mewah di leher dan kepalanya.
Teori Significant Form : Delacroix menggunakan sapuan kuas yang indah dalam lukisan ini, yang memberikan kesan gerakan yang kuat dalam karya tersebut. Adegan ini kacau dan penuh kekerasan, seperti yang terlihat dari gerakan, senjata, dan warna yang digunakan. Kemerahan pada tempat tidur tampak menonjol dengan latar belakang gelap yang agak kabur. Putihnya jubah Sardanapalus, garis-garis krem pada anggota tubuh wanita yang sekarat, dan kilauan benda-benda emas di sepanjang adegan menarik perhatian penonton ke sekeliling lukisan itu.
Kesimpulan
Teori mimesis berpandangan bahwa karya seni maupun karya sastra merupakan bentuk tiruan alam atau kehidupan manusia. Plato berpendapat bahwa semua manusia yang ada di dunia nyata ini merupakan tiruan dari dunia gagasan. Adapun dunia tersebut berisikan gagasan mengenai manusia. Begitu pula halnya dengan benda-benda yang bisa kita jumpai dalam kehidupan saat ini, seperti meja, pohon, kursi, bunga, dan sebagainya, juga merupakan tiruan dari dunia gagasan tersebut. Menurut pandangan Plato, segala yang ada di dunia ini sebenarnya hanya merupakan tiruan dari kenyataan tertinggi yang berada di dunia gagasan. Dalam dunia gagasan, ada gagasan mengenai manusia. Di dalam dunia gagasan, semua manusia yang ada di dunia ini (manusia nyata) adalah tiruan dari manusia yang ada di dunia gagasan tersebut. Demikian pula benda-benda yang ada di dunia: bunga, pohon, meja, kursi, dan lain sebagainya dianggap sebagai tiruan dari dunia gagasan mengenai hal-hal tersebut.Oleh karena itu, ketika seorang penyair atau pelukis menggambarkan mengenai pohon atau bunga dalam karyanya, dia hanyalah menggambarkan tiruan dari sebuah tiruan.
Komentar
Posting Komentar